Siang ini sambil ditemani satu gelas es teh manis aku membaca pesan di salah satu grub whatshap yang isinya terkait sebuah acara dengan judul NGUPING. What???NGUPING???Acara apa ini?"tanyaku dalam hati".
Emmm ...jujur saja ini baru pertama kali aku mendengar sebuah acara dengan judul NGUPING. Terlintas dikepalaku ini sebuah acara GOSIP yang gak jelas arahnya atau sekedar hoax karena judulnya kok NGUPING "gumamku dalam hati penuh penasaran".
Setelah aku baca dengan seksama tajuknya NGUPING SATU GURU dengan TEMA : FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA VS PERADABAN DIGITAL.
Wah, menarik ini Filosofi dalam Pendidikan di Era Kemerdekaan dibenturkan dengan Era sekarang atau Era Modern di mana banyak program menggunakan digital. Pertanyaanku Masih Relevankah Filosofi tersebut???Tanpa ragu aku klik tulisan warna biru yang tertera. Ini sebuah link resume dari acara tersebut karena acaranya sudah terlaksana Kamis, 3 Februari 2022.
Sambil sruput es teh manis aku menikmati acara tersebut yang di pandu oleh Mr. Bams. Perlahan Mr. Bams menjelaskan mekanisme dari acara tersebut sebagai penduan para peserta. Lalu acarapun dimulai. Pembawaan yang kalem dengan suara yang merdu dari narasumber yaitu Bapak Fahruddin Faiz sungguh menghipnotisku untuk mendengarkan paparan beliau dengan seksama.
"Pendidikan adalah tuntunan. Pendidikan itu menuntun, kata beliau". Dengan suara penuh penekanan beliau menegaskan bahwa setiap manusia itu memiliki kemampuan. Tidak ada manusia yang tidak berguna. Jika anak belum menyadari potensinya itulah peran guru untuk membangkitkan potensi anak tersebut, "kata Bapak Faiz " panggilan beliau.
Mengutip dari Hakikat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. "Anak - anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat mengarahkan, merawat, menuntun untuk menumbuhkan kodrat yang dimiliki anak terssebut"
Bapak Faiz menekankan kita boleh belajar di tempat yang sama, guru yang sama tetapi setiap orang pasti memiliki jalannya masing - masing. Setiap anak harus hidup selaras dengan jiwanya, bakatnya,dan dengan passionnya agar anak dapat terus maju, sukses dan merasa bahagia dalam hidupnya.
Jalan untuk menggapai itu semua adalah PENDIDIKAN. Pendidikan yang bukan sembarang pendidikan tetapi Pendidikan memiliki Tujuan, Pendidikan yang memiliki Dasar yang jelas yang tidak pernah tergerus oleh jaman. Semangat Pendidikan tersebut harus trus berkobar meski sudah hari berganti hari, tahun berganti tahun. Semangat ini tidak hanya sekedar tulisan belaka tetapi semangat yang akan trus dikobarkan, dipraktekan meski di era modern seperti sekarang ini.
Ki Hajar Dewantara menawarkan konsep Pendidikan yang terbukti sampai saat ini Filosofi beliau masih dapat digunakan dan diamalkan. Tujuan yang dikenal dengan Tri Rahayu diperkuat dengan Dasar Tri Loka. Menjadikan Pendidikan tetap memiliki visi yang jelas dan hasil yang nyata di era digital seperti sekarang ini.
Apa itu TRI RAHAYU (TUJUAN) dan TRI LOKA (DASAR) ????
TRI RAHAYU
1. Hamemayu Hayuning Sarirom
artinya mempercantik diri sendiri. Pendidikan bertujuan untuk mempercantik diri sendiri. Menjadikan diri kita lebih baik dari yang lain.
2. Hamemayu Hayuning Bangsa
artinya mempercantik bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mempercntik bangsa. Menjadikan bangsa lebih baik.
3. Hamemayu Hayuning Bawono
artinya mempercantik alam semesta. Pendidikan bertujuan untuk mempercanti alam semesta. Menjadikan alam semesta lebih baik.
Jadi Tri Rahayu sebagai tujuan pendidikan saling berkaitan. Mempercantik diri sendiri, mempercantik bangsa dan mempercantik alam semesta. Jika diri sendiri cantik, maka bangsa juga akan cantik. Jika bangsa cantik maka alam semestapun cantik.
Tujuan mulia tersebut harus memiliki dasar yang kuat yaitu TRI LOKA
TRI LOKA
1. Ing Ngarso Suntulodo
artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.
2. Ing Madyo Mbangun Karso
Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan.
3. Tut Wuri Handayani
Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang – orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.
Sebagai penutup dalam acara tersebut ada sebuah pesan dari seorang pengurus Taman Siswa begini.
" Ki Hajar Dewantara berpesan Taman Siswa ini harus tetap SBII yang diartikan S (SIFAT) Sifat sebagai sebuah institusi Pendidikan Tidak boleh di ubah sedangkan B (BENTUK), I (ISI), dan I (IRAMA) menyesuaikan perkembangan jaman."
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Filosofi Ki Hajar Dewantara masih bisa kita terapkan di Era Digital seperti sekarang ini. Kita hanya perlu memanage dengan baik antara Pendidikan dengan Digital yang ada saat ini agar anak- tidak terjerumus tetapi anak - anak justru akan semakin memiliki moral, mental, dan spiritual yang baik.
mari kita belajar filosofi kihajar dewantara, terima kasih pak
BalasHapusMari pak semoga kita bisa mengamalkannya....amin
HapusResume yang enak dibaca. Salam Literasi
BalasHapusTerima kasih Pak Salam literasi
HapusSenang membaca resume Om Jay, menambah ilmu 🙏🙏🙏
BalasHapusAmin semoga bermanfaat
Hapusamanah anak itu memang berat
BalasHapusSemoga kita bisa amanah
Hapus